1. Keindahan atau keelokan
merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang
memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak
dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian
dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang
ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan
dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya. Pengalaman
“keindahan” sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang seimbang dan
selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan
ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering
dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder atau “keindahan itu berada
pada mata yang melihatnya”.
Sebenarnya sulit bagi
kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak
yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika
telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata
lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk.
Dengan bentuk itu keindahan berkomunikasi. Menurut cakupannya orang harus
membedakan keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda
tertentu yang indah. Untuk pembedaan itu dalam bahasa Inggris sering
dipergunakan istilah “beauty” (keindahan) dan “the beautiful” (benda atau hal
indah). Dalam pembatasan filsafat, kedua pengertian ini kadang-kaang dicampur
adukkan saja.
Keindahan dalam arti
luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya
tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan
hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang
selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah,
kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran
yang indah dan adapt kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal
keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan
berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran.
Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi : keindahan seni, keindahan
alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.
Keindahan dalam arti
estetik murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya
dengan segala sesuatu yang dicerapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas
lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan
penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.
2. Nilai Estetik timbul
dari seberapa indah suatu objek yang di lihat oleh kita,Estetik berasal dari
kata Estetika yang berarti salah satu cabang dari filsafat.dan Estetika adalah
ilmu yang mempelajari tentang keindahan dari suatu objek yang indah.jadi Nilai
Estetik sendiri mempunyai arti nilai dari suatu keindahan yang kita rasakan
setelah kita rasakan maka kita pun akan menilai seberapa indah objek tersebut.
Nilai Estetika biasa
nya ada pada bidang/dunia seni,karna seni merupakan salah satu dunia yang
selalu menghadirkan keindahan dalam setiap kali kita merasakan nya,pada seni
Nilai Estetik sangat di butuhkan agar para seniman dapat menyajikan keindahan
ketika mereka menampilkan dan menyajikan kepada para penonton.dan juga bisa di
gunakan untuk layak atau tidak nya suatu seni untuk di pertontonkan ke
masyarakat.
Bidang seni erat kaitan
nya dengan nilai Estetik,sebagai contoh bidang pada seni yang membutuhkan nilai
Estetik yaitu bidang musik,di bidang musik sangat di butuhkan keindahan agar
keindahan dari musik yang di mainkan dan dengar oleh para pendengar
musik,ketika musik dimainkan barulah musik itu di nilai dan memiliki nilai
Estetik
3. Keindahan dalam arti
estetik murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya
dengan segala sesuatu yang diserapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas
lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang diserapnya dengan
penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.
Nilai ekstrinsik adalah
nilai-nilai yang tidak dapat dinilai oleh panca indera, berkenaan aspek
kejiwaan, filsafat atau psikologi, serba noumena, transendental. Nilai
ekstrinsik hanya bisa dirasai oleh jiwa, intuisi dan naluri dengan pendekatan
ilmu, filsafat, kebudayaan dan sisi pribadi individu.
Nilai ekstrinsik adalah
sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya
(”instrumental! Contributory value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat
atau membantu contohnya puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi,
baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik.
4. Kontemplasi dan Ekstansi
Kontemplasi adalah
dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Kontemplasi
adalah memandang jauh ke depan demi mendapatkan arah dan kemungkinan tindakan
lain (antisipasi) yang lebih bermakna. Ketika akan melakukan suatu aksi,
misalnya saja menyusuri sungai, atau mendaki gunung, dalam benak, kita sudah
melakukan gladi resik perjalanan. Kita membayangkan kemungkinan pengalaman yang
akan kita dapatkan ke depan. Membayangkan jalan-jalan yang akan dilalui,
rintangan-rintangan yang mungkin menghalangi dan memikirkan antisipasinya apa.
Kontemplasi itu berarti
memberi perhatian penuh pada sesuatu obyek. Sangat penting bagi manusia untuk
memberikan kesempatan kepada dirinya untuk berhenti, dan mengkonsentrasikan
diri kepada setiap obyek. Mengamatinya, tanpa memikirkannya, dan kemudian
menemukan keindahan di dalamnya yang akan membawa manusia pada rasa syukur yang
besar kepada realitas tertinggi.
Tetapi, lebih penting
lagi untuk mendisposisikan diri pada suatu kecenderungan diri untuk selalu
memiliki kesadaran mendalam akan suatu obyek. Melihat dengan sungguh, merasa
dengan sungguh. Lebih pada pemaksimalan daya indera dan rasa, bukan pada
pemikiran. Karena pemikiran manusia sudah dipenuhi dengan hal-hal yang begitu
banyak, bervariasi, penuh dengan ide-ide hasil dari konstruksi kenyataan
sosial, konformitas, serta program-program (yang seringkali superficial) yang jika
manusia hindari akan menimbulkan ketakutan-ketakutan yang akhirnya membawa
manusia kembali sibuk berkutat dengan ‘kepalanya’.
Ekstansi adalah dasar
dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang
indah. Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas,
maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan
ekstansi merupakan faktor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan.
Karena derajat atau tingkat kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara
setiap manusia, maka tanggapan terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda
sesuai dengan intuisi dari masing-masing individu.
5. Merenung adalah aktifitas
berfikir mendalam (deep thinkings) yang sungguh berbeda dengan termenung.
Merenung adalah secara diam-diam memikirkan sesuatu hal kejadian yang mendalam.
Sedangkan termenung adalah gambaran tentang kondisi hanyutan sebuah pikiran,
tentu saja ia kehilangan ofektivitasnya karena memang sedang out of control.
Termenung bias dikatakan meratapi hidup, orang termenung pasti melakukan dialog
dengan diri sendiri. Berarti hal ini banyak menguraikan masalah dari termenung,
orang berbicara dengan nurani dan akalnya menyamakan persepsi antara hati dan
otak. Renungan berasal dari kata renung artinya memikirkan sesuatu jadi
Renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau pembicaraan dalam hati kita
tentang suatu hal
1.Teori Pengungkapan
Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” (Seni
adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia). Tokoh teori ekspresi yang
paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya
yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris.
2.Teori Metafisik
Merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang
karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi
keindahan dan teori seni. Seniman besar adalah seseorang yang mampu dengan
perenungannya itu menembus segi-segi praktis dari benda-benda di sekelilingnya
dan sampai pada makna yang dalam, yakni memahami ide-ide dibaliknya.
3.Teori Psikologis
Salah satunya ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller
(1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Seni merupakan semacam permainan y
menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya
kelebihan energi yang harus dikeluarkan.
6. Apa itu keserasian?
Keserasian adalah perbandingan antar kedua belah sesuatu menjadi sesuatu yang
cocok. Anda menaruh vas bunga di atas meja ruang tamu, maka kedua hal tersebut
adalah cocok. Anda menaruh palu dan dan kunci di tempat kotak peralatan,
menaruh keyboard di depan monitor komputer, meletakkan selimut di atas kasur,
itu merupakan bagian dari ke serasian, karena menempatkan sesuatu sesuai dengan
tempatnya. Lain halnya jika anda mencoba untuk menaruh palu di depan komputer,
meletakkan vas di atas selimut, dan meletakkan selimut di dalam kotak
peralatan. Itu merupakan hal yang tidak serasi. Serasi itu bisa dikatakan bukan
hanya sesuatu yang cocok dan wajar, namun sesuatu yang memiliki nilai lebih
dari wajar.
Keserasian Berasal dari
kata "serasi" artinya cocok atau sesuai, memilki faktor perpaduan dan
keseimbangan. Dalam hubungannya dengan keindahan, keserasian memiliki makna
perpaduan antara berbagai unsur yang menjadi satu sehingga menimbulkan satu
bentuk keindahan. Sehingga keserasian memiliki hubungan yang erat kaintannya
dengan keindahan, tanpa adanya keserasian, keindahan tidak akan terwujud dalam
sebuah karya atau benda yang diciptakan manusia dalam tujuan estetika. Keserasian
sangat berhubungan dengan keindahan, sesuatu yang serasi akan tampak indah.
Dalam keselarasan seseorang memiliki perasaan seimbang, dan mempunyai cita rasa
akan sesuatu yang berakhir dan merasa hidup sesaat ditengah-tengah kesempurnaan
yang menyenangkan hati. Keserasian adalah kecocokan yang mengandung unsur
perpaduan, pertentangan, ukuran dan kesimbangan, yang terdiri dari:
Teori Objectif
Teori Objectif
berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptak nilai estetika adalah
sifat (kulitas) yang memang melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan,
terlepas dari orang yang mengamatinya.Pendukung teori objectif adalah Plato,
Hegel
Teori Subjectif
Teori Subjectif
menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak
ada, yang ada hanya perasaan dalam diri sesorang yang mengamati suatu benda.
Pendukung nya adalah Henry Home, Earlof Shaffesburry
Teori Perimbangan
Dalam arti yang
terbatas yakni secara kualitatif yang di ungkapkan dengan angka-angka,
keindahan hanyalah kesan yang subjectif sifatnya dan berpendapat bahwa
keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak ada keteraturan yakni tersusun dari
daya hidup, penggembaraan, pelimpahan dan pengungkapan perasaan
Asas Keserasian
Asas Keserasian
mengandung pengertian harmoni dalam interaksi antara pengguna jasa dan penyedia
jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang berwawasan lingkungan
untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan bermanfaat tinggi.
Sumber
http://pujangagain.blogspot.com/2011/04/pengertian-keindahan-secara-luas.html
http://kevin-denianri.blogspot.com/2011/06/pengertian-nilai-estetik.html
http://sarahandreinaj.blogspot.com/2013/10/keindahan-yang-mengandung-nilai.html
http://hamaguri-incridible.blogspot.com/2011/06/pengertian-kontemplasi-dan-ekstansi.html
https://ramiandiakbari.wordpress.com/2012/04/04/teori-teori-dalam-renungan/
http://ade-firdiyantoro.blogspot.com/2011/05/pengertian-keindahan.html